Rabu, 27 Maret 2013

Terasi Khas Bombana


Penggemar sambal pasti kenal dengan terasi. Aromanya yang khas begitu cocok disambal berpadu dengan cabai yang pedas. Terasi sebagai bahan olahan dari udang, jika langsung dikonsumsi bisa jadi akan membuat orang muntah, tetapi ketika disambal bisa membuat lidah bergoyang dan nafsu makan bertambah.

Terasi biasanya dibentuk kotak-kotak, baik ukuran kecil maupun besar. Nah, jika ada terasi bentuknya seperti bola tenis atau bahkan mirip bom, sepertinya hanya ada di Kabupaten Bombana, sebuah daerah pesisir di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Layaknya daerah pesisir lainnya di Nusantara, masyarakat Bombana banyak yang mengandalkan hidup dari hasil laut seperti ikan, cumi-cumi dan udang. Selain komoditas ikan segar, warga Bombana juga mampu menyulap udang menjadi terasi dengan bentuk bola. Beberapa rumah nelayan di pesisir, khususnya di Kecamatan Rumbia, yang notabene adalah ibukota Kabupaten Bombana, menjadi sentra-sentra industri terasi skala kecil dan menengah. Terasi menjadi salah satu andalan komoditas ekonomi Kabupaten Bombana.

Terasi Bombana yang memiliki citarasa khas nyatanya memang belum mampu menembus pasar nasional secara besar-besaran. Menurut beberapa pedagang, terasi Bombana lebih banyak dipasarkan ke daerah-daerah seperti Kendari dan Makassar, itupun tergantung dengan pihak kedua atau pengepul yang datang langsung ke perajin.

Terasi Bombana juga lebih dikenal sebagai produk oleh-oleh bagi yang berkunjung ke Bombana atau Kendari. Bentuknya yang unik serta harganya yang terjangkau, yakni hanya Rp. 10.000 per bola, menjadi pilihan oleh-oleh yang menarik. Terasi bola bisa dengan mudah didapatkan di langsung di rumah perajinnya atau di pasar tradisional dan biasa bersanding dengan bermacam jenis ikan kering.

Pernah ada ketertarikan sebuah jaringan ritel minimarket skala nasional beberapa waktu lalu. Namun, rencana tersebut kandas gara-gara terasi bola tersebut dinilai tidak higienis kemasannya.

Harus diakui, terasi bola Bombana memang diolah secara tradisional dan rata-rata perajin tidak mengemasnya dengan plastik atau kemasan lain. Terasi bola hanya dibiarkan begitu saja dipajang di atas nampan. Tak jarang bola-bola terasi itu dihinggapi lalat yang justru bagi pedagang dan penjual menjadi sebuah bukti apabila terasi tersebut tidak memakai bahan pengawet pada saat proses pembuatannya.

Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/02/26/menggeliat-dengan-terasi-bola-537243.html